KETEGUHAN HATI YANG
BERMENTAL BAJA (WAJIB BACA)
Andi Arsyil Rahman Putra
Pemuda ini dilahirkan dari
keluarga miskin di New York. Ibunya terpaksa melahirkan da ditangga pintu
sebuah sekolah. Akibat kelahiran yang tak lancar, ia menderita kelainan saraf di
bagian mukaya, sisi kanan wajahnya menjadi tidak normal.
Ia juga berbicara gagap, dan
ujung bibirnya selalu tertarik ke bawah. Ia kerap diejek sebagai tokoh film
kartun kucing di Looney Tunes yang kebetulan mirim namanya. Karena
kekurangannya, di usia remaja ia dimasukkan ke sekolah bagi anak yang mempunyai
kebutuhan khusus.
Ia mempunyai mimpi untuk
menjadi aktor.
Untuk mengejar mimpinya
menjadi aktor terkenal, pemuda ini mengikuti audisi kemana-mana. Akan tetapi
wajahnya yang "seperti cacat mental" dan gaya bicara yang gagap,
serta aktingnya yang terlihat kaku, membuat ia selalu ditolak untuk peran
apapun yang diinginkannya.
Tetapi ia pantang menyerah,
anda akan kaget mengetahui berapa kali ia ditolak agen di New York. Ia di tolak
sebanyak 1500 kali, bahkan jumlah seluruh agen film di New York tidak sebanyak
itu. Artinya, beberapa agen sudah menolaknya berkali-kali.
Setelah gagal audisi
dimana-mana, akhirnya ia nekat.
Untuk mendapatkan peran
pertamanya ia terpaksa ngotot. Ia datang kesebuah agency pukul 16.00 sore
tetapi agen film yang didatangi menolak untuk bertemu dengannya. Keesokan
paginya ketika sang agen datang ke kantor ia menemukan si pemuda tetap
menunggu. Ia menunggu semalaman.
Akhirnya agen tersebut tak tega dan memberinya
kesempatan. Walaupun ia hanya muncul selama beberapa menit sebagai figuran, ini
sudah merupakan trobosan baginya. Setidaknya memberi nilai tambah bahwa ia
pernah main film. Ia pikir jalannya akan lebih mudah.
Tapi ternyata karirnya tidak
beranjak. Ia menemui kegagalan demi kegagalan berikutnya untuk mendapatkan
peran lain. Ia bahkan pernah mengambil peran dalam film semi-porno dengan
bayaran rendah US$ 200 untuk 2 hari shooting.
Setelah itupun karirnya tidak beranjak.
a tidak bisa membayar alat
pemanas kamar ketika suhu sangat dingin di New York. Ia terpaksa ke
perpustakaan membaca, sekedar untuk mendapat suhu yang hangat. Dari buku yang
dibaca di perpustakaan ia akhirnya mendapat ide untuk menulis naskah film. Ia
berhasil menjual satu naskah film senilai US$ 100.
Hidupnya tak kunjung
membaik. Istrinya mulai tak tahan dengan obsesinya. Istrinya selalu bilang cari
pekerjaan sungguhan yang tidak ada hubungannya dengan acting, tapi ia tetep
bersikeras tidak ingin mengubur impiannya di dunia acting. Hidupnya makin sulit,
ia terpaksa menjual perhiasan istrinya.
Pada titik terndah dalam
hidupnya ia terpaksa menjual anjing kesayangan bernama Timmy. Ia berusaha keras
selama berbulan-bulan sampai satu hari ia sama sekali tidak punya uang. Timmy
sangat dekat dengannya, seperti sahabat, dengan terpaksa ia menjual anjingnya
hanya dengan harga US$ 25 untuk bisa menyambung hidupnya, karena sudah
betul-betul bangkrut, sampai tidak bisa makan. Saat itu ia menangis.
Dalam kegalauan ia menonton
sebuah pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner, seorang petinju
lemah yang menurut ramalan banyak orang akan dapat dirobohkan selama 3 ronde,
ternyata Webner mempunyai kemantapan dan kekerasan hati. Ia dapat menyelesaikan
total 15 ronde melawan Ali karena tak mau menyerah.
Pemudah itu sangat
terinspirasi dengan tontonan tersebut dan muncul sebuah visi tentang sebuah
film yang akan ia tulis naskahnya. Malam hari itu juga ia menulis dan menulis
selama 3 hari tanpa berhenti, hingga naskah filmnya selesai. Ia sangat gembira
dengan naskah tersebut, karena dalam pikirrannya ia tahu bahwa naskah cerita
tersebut akan menjadi sebuah film yang mengubah hidup dan nasibnya. Tangannya
sampai bergetar saat memandangi naskah itu.
Lalu ia mengajukan tulisannya kepada para
produser film. Namun tidak ada yang memberi tanggapan serius atas naskah cerita
tersebut.
Tetapi ia tak pernah
berhenti berusaha. Ia menawarkan naskah ceritanya dan ditolak lebih dari
ratusan kali kepada semua produser dan studio film. Sampai suatu hari, ada
sebuah studio yang berani membeli naskahnya senilai US$ 20.000 dengan syarat
tokoh utamanya dibitangi oleh Ryan O'Neal dan Brut Reynolds.
Ia senang sekali mendapat
penawaran itu, akan tetapi ntotot ingin tetap membintangi sendiri film
tersebut. Lalu ia menawarkan diri bermain cuma-cuma. Sang sutradara menolak.
Walaupun sesungguhnya sangat membutuhkan uang, ia bersikeras menolak menjual
naskah tersebut kecuali jika ia bisa menjadi bintangnya. Sang produser terus
menaikkan tawarannya $80.000, $125.000, $250.000 sampai $325.000, tetapi si
pemuda bersikeras tidak akan mau menjual naskah filmnya kecuali ia berperan
menjadi tokoh utamanya. Ia berjanji akan bermain bagus.
Akhirnya produser setuju dan
menjadikan dia tokoh utama dalam film tersebut, namun hanya dengan bayaran
$20.000 untuk naskah cerita ditambah $340 perminggu sesuai upah minimal seorang
aktor. Setelah dipotong biaya-biaya, komisi agen, dan pajak, ia hanya mendapat
penghasilan bersih $6.000 bukannya $325.000
Apakah ini kisah pria tak
tahu diri yang menjadi bintang?
Ini adalah kisah Sylvester
Stallone atau bisa disingkat "Sly".
Sly sadar, setelah 1500 kali penolakan, naskah
film Rocky yang dibuatnya mungkin satu-satunya pintu gerbang untuk menjadi peran
utama, karena itu ia tidak mau melepas peran Rokcy untuk orang lain.
Sekalipun ber-budget rendah
US$1.000.000 dan dibintangi aktor tidak terkenal saat itu, yaitu Stallone
sendiri, film ini meledak di pasaran dan menghasilkan uang senilai US$
200.000.000 atau 200 kali lipat.
Dari film Rocky yang
dibintanginya ia dinominasikan meraih Academi Award sebagai aktor terbaik. Film
tersebut memenangkan tiga Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik dan
skenario film terbaik.
Setelah Rocky, kesuksesan
terus mengiringinya selama beberapa dekade ke depan. Ia kembali sukses menjadi
ikon action movie dalam karakter Rambo. Pemuda keturunan itali ini menjadi ikon
machismo (kejantanan) dalam film action Holywood.
Ia menjadi aktor pencetak
box office terbesar didunia sepanjang tahun 1970 sampai 1990. Serial Rocky
(Rocky 1-5) dan Rambo (1-4) meraih hampir US$1 miliar, dan menjadikan Stallone
seorang bintang film internasional termahal.
Hikmah
Apa yang dicapainya kini
merupakan buah keteguhannya mempertahankan mimpi untuk menjadi bintang film.
Seandainya ia merelakan
naskah Rocky dibintangi orang lain mungkin ia mendapat US$325.000 untuk
naskahnya tapi ia kehilangan
peluang, yang mungkin satu-satunya, untuk menjadi bintang utama.
Tentang penolakan yang
dialaminya ia berkata "I take rejection as someone blowing a bugle in my
ear to wake up and get going, rather than retreat". "
"Saya anggap penolakan
seperti orang meniupkan terompet di telinga untuk membangunkan kita bukan untuk
mundur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar