Dari notebook istirahatku sore ini ditemani iringan
instrument mellouw abiss.
Malam
ini ketika berbaring diatas kasur. Handphone yang tergeletak diatas meja tiba
tiba bordering dengan nyaring. Saat kuangkat dari sebrang sana terdengar suara
seorang pria. Ternyata suara akh syukur. Akh syukur mengabariku jika ada
seorang kawan pengajian kami di yisc alazhar sedang dirawat dirumah sakit pelni
petamburan. Insani. Yah katanya insani. Akh syukur mengajakku untuk ikut
menjenguk beliau kerumah sakit tersebut malam ini. Tanpa ada alasan akupun
mengiyakan akan ikut. Akhirnya akh syukur membuat janji untuk bertemu denganku.
Namun ternyata setengah jam kemudian akh syukur kembali menelponku katanya kalau
dia datang menjemputku dikosan sepertinya enggak memungkinkan karena jalan arah
salemba dan tanah abang macet banget. Akhirnya akh syukur tidak jadi menjemputku namun tetap aku
kesana tapi dengan akh shulton. Awalnya akh shulton tidak bisa ikut katanya
malam ini masih ada kerjaan yang mesti ia selesaikan tidak bisa ditunda katanya.
Katanya. Namun akupun mengatakan padanya Woi, taugak jika kita mengunjungi
orang sakit pahalanya gedeloh. Akhirnya dia pun luluh layaknya batu es mencair
diterpa panas matahari. ( gak lebai gitu kok. -_- )
Dari
salemba aku dan shulton langsung berangkat menuju rumah sakit pelni. Tiba
dirumah sakit. Aku berdua langsung keatas keruangan tempat kamar dimana insane
tempati. Pas tiba. Waaa kok sepi. Gak ada anak anak, ketika kami berdua melihat
suasana ruangan. Seorang suster yang tadi kami tanyai ruangan 513a katanya
temennya udah pulang mungkin. Tapi saya gak yakin mereka belum pulang datang
aja belum masa langsung pulang. Ketika kucoba menghubungi akh syukur lewat
ponselku mereka ternyata sudah tiba namun masih ada dibawa dimesjid deket
parkiran. Ketika tahu kami berdua sudah diatas berada didepan ruangan kamar
insane, mereka langsung kaget. Karena kami berdua tiba tiba langsung uda ada
aja di depan ruangannya padahal mereka merasa merekalah yang paling tiba
duluan. Subhanallah, luar biasayah hubungan silaturahmi para sahabat sahabatku
mereka saling berkejar pahala demi mensilaturahmi dan mengunjungi sahabat
sahabatnya ketika dirawat dirumah sakit.
Saa terharu merasakan ikatan ukhuwah para sahabat sahabat pengajianku
ini. Ketika diantara kita ada satu tubuh yang terluka maka semua tubuhnya akan
merasakan sakit. Begitulah gambaran jalinan ukhuwah yang tumbuh dalam dada
kami, semoga selalu terjaga selalu. Amin. Karena menunggu lama kawan kawan yang
masih dibawah shulton pun mendesakku
agar masuk aja. Tapi aku bilang sebentar
lagi kita tunggu dulu aja anak anak yang dibawah keatas. Benntar lagi mungkin
mereka keatas. Kataku. Namun karena belum juga muncul kami menunggunya lagi.
Sembari menunggu dan shulton yang sedang sibuk memainkan jemarinya dituts
bbnya. Kuperhatikan ada seorang ibu ibu yang sudah tua didorong oleh seorang
suster diatas kursi roda. Ibu ini lewat dihadapan kami. Kulihat kaki kanan ibu dibalut
perban dari ujung kaki hingga ujung pahanya. Dalam hati aku langsung bertanya
ibu ini sakit apayah kasian. Kemana anak anaknya yang mengurusinya. Melihat ibu
itu jadi aku jadi tiba tiba terdiam dalam Tanya. Dalam diamku hati dan
pikiranku menjadi merenung. Melihat ibu itu yang didorong diatas kursi roda dan
insane yang sedang tergeltak diatas kasur karena sakit yang mendera kepalanya.
Renungan itu sangat mengena dalam setip sendi kehidupan kita. Betapa
berharganya sebuah usia dan kesehatan yang dititipkan oleh allah kepada kita.
Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Pergunakanlah masa mudamu
sebelum masa tua menyapamu.
Karena
sulton trus mendesak akhirnya kami masuk keruangan insani dengan membuka pintu
pelan dan berjalan mengendap endap agar suara sepatu kaki kami. Sebentar saya
melongo dikedua tempat tidur yang masing2 dibatasi tirai. Namun belum sempat
aku menemukan wajah insani aku langsung berkata pada sulton. Akh bbmin dulu aja biar dia tahu.
Takutnya ketika kita ketemu muka dengannya secara tiba2 dia tidak mengenakan
hijab. Aku pernah dengar. Mungkin dia bisa kaget dan terbelalak menjerit. Enggak
tau deh kaya gimana tuh ekspresi. Aku jadi mikir kita berdua ini udah kaya mau
maling diruangan rawat insane ini. Jalannya aja nyampe mengendap endap seperti
ini biar ketukan sepatu kami tidak terbentur keramik lantai. Namun yang menjadi
pertanyaanku diruangan ini apa yang mau kami malingin misalnya jika kami berdua
memang bener bener niat jadi maling. Misalnyaloh gak sebenernya. Malingin apayah
mungkin malingin hatinya insani kaliyah, tapi apakah dapat dibagi dua. Hem hem.
Jadi ngawur banged deh jadinya. Seorang akhwat yang biasanya mengenakan
kerudung lalu ketika tanpa sengaja seorang pria yang bukan muhrimnya
menemukannya tidak mengenakan kerudung ato hijab sang akhwat akan merasa ia
sama saja telah ditelanjangi didpan pria tersebut. Betapa tidak. Kepala yang
selama ini dianugrahi rambut sebagai mahkota terindah dari seorang wanita yang
selama ini telah lama ia baluti dengan hijab agar tak ada yang boleh
memandangnya kecuali sang muhrimnya saja. Kenapa seorang wanita diperintahkan
agar ia membalut setiap tubuhnya dengan kain kecuali telapak tangan dan
wajahnya aga
Agar ia dapat dijual mahal dimata orang yang melihatnya. Kenapa berlian berkilauan sinar terpancar dari tiap sisinya. Karena ia terbungkus oleh tanah dan tak pernah tersentuh oleh tangan tangan manusia.
Kenapa mutiara begitu mempesona karna terpendam dibawah lautan dalam. Waduh obrolan saya dalam tulisan ini sudah semakin jauh dari judul tulisan.
Eniwei, kita balik ke judul tulisan ini. Sulton membbmin insani. Kata insani lewat bbm sulton langsung masuk aja kalimat yang diperlihatkan sulton kesaya dilayar bbmnya. Kamipun kemudian kembali masuk keruangan dan mendekat ke ujung ranjang insan i terbaring. Walaupun terbaring dengan kepala yang berdenyut dan tangan yang terjulur diatas seprei putih dan sebuah infusan terpasang ditangan kanannya. Bibirnya tak henti tersenyum menyambut kami dengan penuh keceriaan. Sultonpun membalas senyuman yang tak kalah manis ke arah insani. Sejenak aku memandangi punggung tangan insani yang bengkak dengan tonjolan seperti bulatan kelereng posisi dimana suntikan infus ditancapkan. Kasian. Pasti sakit banget rasanya. Pantas saja insani tak mau banyak gerak karena jika gerak sedikit saja sakit yang terasa dipunggung tangan kanannya nyerinya akan menjalar. Tapi ketika tadi baru masuk keruangannya insani agak malu malu gitu dan langsung menarik selimut dan menutupi wajahnya. He. Aaaa aam. Jadi repot repot dateng. Katanya.
Agar ia dapat dijual mahal dimata orang yang melihatnya. Kenapa berlian berkilauan sinar terpancar dari tiap sisinya. Karena ia terbungkus oleh tanah dan tak pernah tersentuh oleh tangan tangan manusia.
Kenapa mutiara begitu mempesona karna terpendam dibawah lautan dalam. Waduh obrolan saya dalam tulisan ini sudah semakin jauh dari judul tulisan.
Eniwei, kita balik ke judul tulisan ini. Sulton membbmin insani. Kata insani lewat bbm sulton langsung masuk aja kalimat yang diperlihatkan sulton kesaya dilayar bbmnya. Kamipun kemudian kembali masuk keruangan dan mendekat ke ujung ranjang insan i terbaring. Walaupun terbaring dengan kepala yang berdenyut dan tangan yang terjulur diatas seprei putih dan sebuah infusan terpasang ditangan kanannya. Bibirnya tak henti tersenyum menyambut kami dengan penuh keceriaan. Sultonpun membalas senyuman yang tak kalah manis ke arah insani. Sejenak aku memandangi punggung tangan insani yang bengkak dengan tonjolan seperti bulatan kelereng posisi dimana suntikan infus ditancapkan. Kasian. Pasti sakit banget rasanya. Pantas saja insani tak mau banyak gerak karena jika gerak sedikit saja sakit yang terasa dipunggung tangan kanannya nyerinya akan menjalar. Tapi ketika tadi baru masuk keruangannya insani agak malu malu gitu dan langsung menarik selimut dan menutupi wajahnya. He. Aaaa aam. Jadi repot repot dateng. Katanya.
Hampir
sepuluh menit kami ngobrol bertiga tiba tiba dari depan pintu muncullah hufron
membuka pintu pertama kali lalu disusul oleh sahabat sahabat kami yang lain
satu persatu memasuki ruangan hingga ruangan menjadi penuh Hufron, Muri, Ainul,
Rizka, Ana, Syukur, Dimas, Budi, ( satu lagi akhwat saya lupa namanya entah
kenapa beliau memanggil saya dengan apaa gitu saya lupa namanya. Jos cos apa
gitudeh ribet namanya dan akupun sudah lupa) malam ini Sahabat sahabat kami
menyambut insani dengan senyum hangat dan ceria hingga membuat ruangan disini
menjadi gaduh. Rame .Tapi asyik. He. Diseblah insani sebenernya ada lagi satu
pasien yang terbaring seorang ibu ibu. Dalam ruangan ini ada dua ranjang yang
disediakan untuk 2 pasien. Sambil ngobrol ngalor ngidul sebagian sudah siap mengambil
foto. Jeprat jepret terutama akh dimas yang sejak dateng ditangannya udah
stanby kamera. He. Gak jugadeng. Piss akh dimas. He. Selain akh dimas aku juga
sih yang ngikut ngikut ngambil gambar. Kembali aku jadi mikir sebenernya kesini
mau jengukin insane atau narsis narsisan. He. Akh dimas mencoba menjepret
kamera yang ada ditangannya kerarah kami. Namun entah mengapa mungkin karena
mencari posisi yang pas untuk mendapatkan gambar yang baik akh dimaspun
langsung menyingkapkan tirai sebagai pembatas antara tempat insani dan pasien
ibu tersebut. Sepintas pun ibu yang tengah terbaring diatas kasurnya terlihat
oleh beberapa diantara kami yang berdiri dekat pintu. Namun dimaspun langsung
menarik kembali tirai tersebut. He, gara gara mau foto nyampe harus rusuh
gituyag. He. Ketika kami keluar diruangan insani hendak mau pulang beberapa
perawat lewat dihadapan kami. Dari ekspresi wajahnya aku dapat menangkap ada
sebuah pertanyaan yang terlintas dibenaknya ketika memperhatikan kami keluar
dari ruangan insane secara bergerombol. Pertanyaan yang tersembunyi dipikiran
para perawat itu ternyata aku dapat menyingkapnya. Dipikiran mereka pasti
bertanya Tanya. Ini orang orang masuk keruangan pasien rame rame gitu. Itu mau
jengukin orang sakit atau mau tauranyah. He. Mulaideh jadi sotoy soto ayam. He.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar