Selasa, 30 Oktober 2012

Ukhuwah sejati itu begitu indah

Dari notebook istirahatku sore ini ditemani iringan instrument mellouw abiss.              
             
Malam ini ketika berbaring diatas kasur. Handphone yang tergeletak diatas meja tiba tiba bordering dengan nyaring. Saat kuangkat dari sebrang sana terdengar suara seorang pria. Ternyata suara akh syukur. Akh syukur mengabariku jika ada seorang kawan pengajian kami di yisc alazhar sedang dirawat dirumah sakit pelni petamburan. Insani. Yah katanya insani. Akh syukur mengajakku untuk ikut menjenguk beliau kerumah sakit tersebut malam ini. Tanpa ada alasan akupun mengiyakan akan ikut. Akhirnya akh syukur membuat janji untuk bertemu denganku. Namun ternyata setengah jam kemudian akh syukur kembali menelponku katanya kalau dia datang menjemputku dikosan sepertinya enggak memungkinkan karena jalan arah salemba dan tanah abang macet banget. Akhirnya akh  syukur tidak jadi menjemputku namun tetap aku kesana tapi dengan akh shulton. Awalnya akh shulton tidak bisa ikut katanya malam ini masih ada kerjaan yang mesti ia selesaikan tidak bisa ditunda katanya. Katanya. Namun akupun mengatakan padanya Woi, taugak jika kita mengunjungi orang sakit pahalanya gedeloh. Akhirnya dia pun luluh layaknya batu es mencair diterpa panas matahari. ( gak lebai gitu kok. -_- )

Dari salemba aku dan shulton langsung berangkat menuju rumah sakit pelni. Tiba dirumah sakit. Aku berdua langsung keatas keruangan tempat kamar dimana insane tempati. Pas tiba. Waaa kok sepi. Gak ada anak anak, ketika kami berdua melihat suasana ruangan. Seorang suster yang tadi kami tanyai ruangan 513a katanya temennya udah pulang mungkin. Tapi saya gak yakin mereka belum pulang datang aja belum masa langsung pulang. Ketika kucoba menghubungi akh syukur lewat ponselku mereka ternyata sudah tiba namun masih ada dibawa dimesjid deket parkiran. Ketika tahu kami berdua sudah diatas berada didepan ruangan kamar insane, mereka langsung kaget. Karena kami berdua tiba tiba langsung uda ada aja di depan ruangannya padahal mereka merasa merekalah yang paling tiba duluan. Subhanallah, luar biasayah hubungan silaturahmi para sahabat sahabatku mereka saling berkejar pahala demi mensilaturahmi dan mengunjungi sahabat sahabatnya ketika dirawat dirumah sakit.  Saa terharu merasakan ikatan ukhuwah para sahabat sahabat pengajianku ini. Ketika diantara kita ada satu tubuh yang terluka maka semua tubuhnya akan merasakan sakit. Begitulah gambaran jalinan ukhuwah yang tumbuh dalam dada kami, semoga selalu terjaga selalu. Amin. Karena menunggu lama kawan kawan yang masih dibawah shulton pun  mendesakku agar masuk aja. Tapi aku bilang  sebentar lagi kita tunggu dulu aja anak anak yang dibawah keatas. Benntar lagi mungkin mereka keatas. Kataku. Namun karena belum juga muncul kami menunggunya lagi. Sembari menunggu dan shulton yang sedang sibuk memainkan jemarinya dituts bbnya. Kuperhatikan ada seorang ibu ibu yang sudah tua didorong oleh seorang suster diatas kursi roda. Ibu ini lewat dihadapan kami. Kulihat kaki kanan ibu dibalut perban dari ujung kaki hingga ujung pahanya. Dalam hati aku langsung bertanya ibu ini sakit apayah kasian. Kemana anak anaknya yang mengurusinya. Melihat ibu itu jadi aku jadi tiba tiba terdiam dalam Tanya. Dalam diamku hati dan pikiranku menjadi merenung. Melihat ibu itu yang didorong diatas kursi roda dan insane yang sedang tergeltak diatas kasur karena sakit yang mendera kepalanya. Renungan itu sangat mengena dalam setip sendi kehidupan kita. Betapa berharganya sebuah usia dan kesehatan yang dititipkan oleh allah kepada kita. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Pergunakanlah masa mudamu sebelum masa tua menyapamu.

Karena sulton trus mendesak akhirnya kami masuk keruangan insani dengan membuka pintu pelan dan berjalan mengendap endap agar suara sepatu kaki kami. Sebentar saya melongo dikedua tempat tidur yang masing2 dibatasi tirai. Namun belum sempat aku menemukan wajah insani aku langsung berkata  pada sulton. Akh bbmin dulu aja biar dia tahu. Takutnya ketika kita ketemu muka dengannya secara tiba2 dia tidak mengenakan hijab. Aku pernah dengar. Mungkin dia bisa kaget dan terbelalak menjerit. Enggak tau deh kaya gimana tuh ekspresi. Aku jadi mikir kita berdua ini udah kaya mau maling diruangan rawat insane ini. Jalannya aja nyampe mengendap endap seperti ini biar ketukan sepatu kami tidak terbentur keramik lantai. Namun yang menjadi pertanyaanku diruangan ini apa yang mau kami malingin misalnya jika kami berdua memang bener bener niat jadi maling. Misalnyaloh gak sebenernya. Malingin apayah mungkin malingin hatinya insani kaliyah, tapi apakah dapat dibagi dua. Hem hem. Jadi ngawur banged deh jadinya. Seorang akhwat yang biasanya mengenakan kerudung lalu ketika tanpa sengaja seorang pria yang bukan muhrimnya menemukannya tidak mengenakan kerudung ato hijab sang akhwat akan merasa ia sama saja telah ditelanjangi didpan pria tersebut. Betapa tidak. Kepala yang selama ini dianugrahi rambut sebagai mahkota terindah dari seorang wanita yang selama ini telah lama ia baluti dengan hijab agar tak ada yang boleh memandangnya kecuali sang muhrimnya saja. Kenapa seorang wanita diperintahkan agar ia membalut setiap tubuhnya dengan kain kecuali telapak tangan dan wajahnya aga

Agar ia dapat dijual mahal dimata orang yang melihatnya. Kenapa berlian berkilauan sinar terpancar dari tiap sisinya. Karena ia terbungkus oleh tanah dan tak pernah tersentuh oleh tangan tangan manusia.

Kenapa mutiara begitu mempesona karna terpendam dibawah lautan dalam. Waduh obrolan saya dalam tulisan ini sudah semakin jauh dari judul tulisan.

Eniwei, kita balik ke judul tulisan ini. Sulton membbmin insani. Kata insani lewat bbm sulton langsung masuk aja kalimat yang diperlihatkan sulton kesaya dilayar bbmnya. Kamipun kemudian kembali masuk keruangan dan mendekat ke ujung ranjang insan i terbaring. Walaupun terbaring dengan kepala yang berdenyut dan tangan yang terjulur diatas seprei putih dan sebuah infusan terpasang ditangan kanannya. Bibirnya tak henti tersenyum menyambut kami dengan penuh keceriaan. Sultonpun membalas senyuman yang tak kalah manis ke arah insani. Sejenak aku memandangi punggung tangan insani yang bengkak dengan tonjolan seperti bulatan kelereng posisi dimana suntikan infus ditancapkan. Kasian. Pasti sakit banget rasanya. Pantas saja insani tak mau banyak gerak karena jika gerak sedikit saja sakit yang terasa dipunggung tangan kanannya nyerinya akan menjalar. Tapi ketika tadi baru masuk keruangannya insani agak malu malu gitu dan langsung menarik selimut dan menutupi wajahnya. He.
 Aaaa aam. Jadi repot repot dateng. Katanya.

Hampir sepuluh menit kami ngobrol bertiga tiba tiba dari depan pintu muncullah hufron membuka pintu pertama kali lalu disusul oleh sahabat sahabat kami yang lain satu persatu memasuki ruangan hingga ruangan menjadi penuh Hufron, Muri, Ainul, Rizka, Ana, Syukur, Dimas, Budi, ( satu lagi akhwat saya lupa namanya entah kenapa beliau memanggil saya dengan apaa gitu saya lupa namanya. Jos cos apa gitudeh ribet namanya dan akupun sudah lupa) malam ini Sahabat sahabat kami menyambut insani dengan senyum hangat dan ceria hingga membuat ruangan disini menjadi gaduh. Rame .Tapi asyik. He. Diseblah insani sebenernya ada lagi satu pasien yang terbaring seorang ibu ibu. Dalam ruangan ini ada dua ranjang yang disediakan untuk 2 pasien. Sambil ngobrol ngalor ngidul sebagian sudah siap mengambil foto. Jeprat jepret terutama akh dimas yang sejak dateng ditangannya udah stanby kamera. He. Gak jugadeng. Piss akh dimas. He. Selain akh dimas aku juga sih yang ngikut ngikut ngambil gambar. Kembali aku jadi mikir sebenernya kesini mau jengukin insane atau narsis narsisan. He. Akh dimas mencoba menjepret kamera yang ada ditangannya kerarah kami. Namun entah mengapa mungkin karena mencari posisi yang pas untuk mendapatkan gambar yang baik akh dimaspun langsung menyingkapkan tirai sebagai pembatas antara tempat insani dan pasien ibu tersebut. Sepintas pun ibu yang tengah terbaring diatas kasurnya terlihat oleh beberapa diantara kami yang berdiri dekat pintu. Namun dimaspun langsung menarik kembali tirai tersebut. He, gara gara mau foto nyampe harus rusuh gituyag. He. Ketika kami keluar diruangan insani hendak mau pulang beberapa perawat lewat dihadapan kami. Dari ekspresi wajahnya aku dapat menangkap ada sebuah pertanyaan yang terlintas dibenaknya ketika memperhatikan kami keluar dari ruangan insane secara bergerombol. Pertanyaan yang tersembunyi dipikiran para perawat itu ternyata aku dapat menyingkapnya. Dipikiran mereka pasti bertanya Tanya. Ini orang orang masuk keruangan pasien rame rame gitu. Itu mau jengukin orang sakit atau mau tauranyah. He. Mulaideh jadi sotoy soto ayam. He.



































Tidak ada komentar: